Monday, August 18, 2014
Sunday, August 17, 2014
Arti Tafakur dan
meditasi
Tafakur adalah suatu perenungan
dengan melihat, menganalisa, meyakini secara pasti untuk mendapatkan keyakinan
terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan Allah. Banyak hal dari
Allahyang harus ditelaah, dianalisa hingga akal pikiran yakin dan perasaan
menerima, seperti sifat sifat Allah, nama nama Allah, ciptaan ciptaan Allah
semua akan membawa kepada percaya adanya Allah. Tuhannya Islam bernama
Allah dengan memiliki 99 nama lainnya, Allah mempunyai sifat yang spesifik,
mempunyai ciptaan, mempunyai dzat Ketuhanan. Tafakur dalam Islam akan
meningkatkan tauhid, keyakinan dan kepercayaan kepada Allah berdasarkan akal
pikiran dan perasaan atau hati.
Selain untuk mendekatkan diri kepada Allah, Tafakur juga dapat digunakan untuk
setiap saat melihat, memperhatikan perilaku, sifat, kejadian, masalah yang
setiap saat muncul selama manusia – umat Islam menjalani kehidupan.
Dalam menjalani
kehidupan harus selalu diwaspadai, akan terjadi hal-hal baru yang baik atau
buruk, menguntungkan dan atau merugikan. Semua ini ada yang dapat diatasi dan
diatur, ada yang tidak, terjadi secara spontan menurutkan kehendak Allah
Subhanahu Wa Taala, ada yang dapat diterima dan lebih sering tidak dapat
diterima.
Tafakur dapat di bagi
menjadi 3 golongon, yaitu:
1. - Tafakur Kepada Allah Subhanahu Wa Taala
2. - Tafakur Kepada Nabiyullah Muhammad Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam
3. - Tafakur Kepada Diri Sendiri
Saturday, August 2, 2014
SELAYANG PANDANG
Paguron Seni
Bela Diri (PSBD) Samakta Daya Insani (SADANI) merupakan wadah berkumpulnya berbagai
insan multi potensi dengan berjuta ide dan pikiran, dan dengan kesamaan yang
jauh melebihi semua perbedaan tersebut. Perbedaan yang memperkaya dan kesamaan
yang menguatkan. Samakta merupakan akronim dari “Sejatinya manusia yang taqwa”
atau samakta kata dalam bahasa sunda
yang berarti ‘menyeluruh’/’utuh’, sebuah cita-cita untuk membangun pribadi yang
memiliki kualitas taqwa sehingga bisa direfleksikan dalam kehidupan nyata dalam
keluarga, masyarakat dan bangsa. Upaya untuk mewujudkannya adalah dimulai dengan
pengenalan diri pribadi secara utuh, total tidak secara parsial. Pendekatan dan
metoda yang diupayakan adalah konsep 4TS (tadabbur, tafakur, tadzakur, tasyakur
dan shabar) yang dikemas dalam bentuk kegiatan pembelajaran dan pelatihan yang
diformulasikan dalam bentuk olah potensi diri.
Potensi fitrah diri
inilah yang menjadi landasan pengembangan dan pemberdayaan diri sehingga dapat
mewujud sebagai insan muttaqin yang rahmatan lil alaamin sebagai sosok khalifah
untuk mengemban amanah berdasarkan sunnnatullah wa sunnarrosul. Menjadi insan
yang bersifat, berilmu, berakhlak dan berperilaku sebagai wali-wali Allah, dimulai
dari pengenalan diri untuk sampai pada ‘penyatuan’ dengan Illaahi, merefleksikan
dari apa yang disampaikan oleh Imam Ali Karromahu Wajhah “man arofa nafsahu
faqod arofa robbahu (siapa yang mengenal dirinya, mengenal Tuhannya)”.
Ketaqwaan harus
tercermin dalam pola pikir, sikap dan perilaku. Bukan hanya dijadikan hiasan
bibir pemanis kata penghias pembicaraan, taqwa adalah status tertinggi derajat
seorang manusia dihadapan Allah, bukan karena ilmu, kekayaan, jabatan maupun
keturunan. Karena Ilmu, harta dan tahta
tanpa disertai ketaqwaan dapat mengantarkan manusia menuju kehancurkan dan
menjerumuskan kejurang kehinaan. Upaya mewujudkan nilai taqwa dalam diri dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan hendaklah dengan ke-tawadluan, jangan dengan
kesombongan apalagi kemunafikan. Ilmu bisa jadi wasilah untuk memperoleh
ketaqwaan asal sesuai dengan sunnatullah wa sunnaturrosul. Jangan sampai ilmu itu
justru menjadi virus yang dapat merusak diri kita. Jadikan ilmu itu sebagai
penerang dalam kehidupan kita, bukan menjadi media untuk menunjukan keangkuhan,
kepongahan atau menjadi sarana untuk menindas, menghina, menghujat dan
menyengsarakan orang lain. Semoga dengan berjamaah dalam SAMAKTA DAYA INSANI
(SADANI), kita bisa saling mengingatkan untuk menuju gerbang taqwa dan dengan
mengupayakan perwujudan konsep Samakta dalam kehidupan, sehingga kita dapat
menemukan jati diri yang tahu dan tunduk pada Allah sebagai ar-Robb, al-Malik
dan al-Ilaah.
Subscribe to:
Posts (Atom)